Rabu, 09 November 2011

Jalan Berduri

Beratnya hidup kayak benang kusut bagiku
Seperti berjalan sendiri diatas hamparan karpet berduri yang panjang
Semua mata memandang dengan tatapan yang tak bisa diprediksi, entah tatapan iba, penyemangat, sedih, sinis, puas, ataupun senang tanpa ada yang memberikan kayu diatas duri itu
Semuanya terasa menyakitkan
Sendiri melawati jalan satu-satunya yang tak bisa aku pilih
Hanya bisa menangis didalam hati
Berharap Sang Maha Hidup meniupkan angin sejuk disepanjang perjalananku
Namun entah mengapa angin itu tak kunjung datang
Menyesakkan
Aku tak pernah memilih jalan ini namun aku harus melewatinya
Begitu lama dan aku merasa tak sanggup
Berusaha menyanyi, menari, dan tertawa disepanjang jalan untuk menutupi rautan kesedihan
Namun itu tetap tak bisa menghilangkan sakit dan darah yang sudah terlanjur mengalir deras

Tidak ada komentar:

Posting Komentar